from : Google.com

Diwaktu sore hari jalanan basah setelah seharian diguyur hujan deras yang turun. suasana yang teduh, dingin dan menyejukkan itu sedikit terusik oleh serombongan pengantar jenazah yang sedang ber-”pawai” dengan gagahnya. dengan berbekal bendera kuning tanda duka cita, semua pengguna jalan diminta (atau tepatnya disuruh) minggir memberi jalan terlebih dahulu buat mereka. awalnya aku biasa saja, sampailah waktu di sebuah lampu merah Slipi yang sudah mengharuskan aku berhenti karena lampu lalu lintas sudah berwarna merah. memang waktu itu posisi kendaraanku ada ditengah-tengah jalan diantara kendaraan-kendaraan lainnya. sebagai pengendara yang taat berlalu lintas sudah sewajarnyalah berhenti.

tetapi TIDAK,

 serombongan itu dengan arogannya berteriak-teriak “mingggiiiirrrr…minggirrrrr!!!” “awassss…awaassss…!!!” dan membunyikan klakson yang memekakkan telinga terus terusan. dan sialnya mereka ada dibelakangku! :( dengan perasaan dongkol karena diteriak-teriakin dan di klakson terus-terusan akhirnya dengan PD aku minggir sampe diatas zebra cross. dan seperti yang diduga, mereka berbondong-bondong melanggar lampu merah itu bersama-sama meski ada polisi yang mengatur lalu lintas disitu tanpa bisa berbuat banyak.

dalam perasaan sedikit dongkol berkata dalam hati,

apa seharusnya mereka bertingkah seperti itu?
sepertinya mereka dikerjar-kejar waktu yang sangat sempit dengan melakukan kebut-kebutan, melanggar lalu lintas, tanpa menggunakan Helm, de el el. kearoganan menepikan pengendara lain dengan sesuka hati mereka padahal mempunyai hak yang sama atas jalan itu. toh juga jenazah yang akan dikuburkan tidak sedang mengejar sesuatu yang harus diburu-buru.

apakah kalau telat liang kuburnya akan tertutup sendiri?

apakah kalau telat dikuburkan beberapa menit tagihannya akan tambah?

apakah takut malaikat tidak mencatat waktu dan pahalanya?

aku maklum kalau itu adalah Orang yang sekarat, yang memang membutuhkan waktu yang super kilat untuk mendapatkan pertolongan. kalau perlu PRESIDEN yang lewatpun HARUSnya juga memberi jalan padanya. karena ini menyangkut hidup matinya pasien yang sekarat itu. akupun akan dengan senang hati memberinya jalan yang lapang padanya.

atau,
para pekerja yang mengharuskan datang cepat sebelum tenggang waktu masuk kantor berlalu. atau bahasa kerennya Mengejar Absen. seperti setiap pagi hari, deru motor dengan kencangnya saling salip menyalip dari kiri kanan ga beraturan. aku memakluminya karena aku juga sering seperti itu saat kepepet waktu absen daripada uang gaji bulanan dipotong semena-mena oleh perusahaan tanpa pernah tau alasannya.

mereka tak perlu absen untuk itu. mereka ga perlu buru-buru seperti itu, toh hasilnya sama saja dikebumikan dengan tenang diperistirahatannya. yang ditakutkan adalah malah menambah dosa dari orang yang dihantarkan ke peristirahatannya yang terakhir. karena dia, pelanggaran-pelanggaran itu tercipta, karena dia omongan-omongan orang yang dipinggirkan menjadi dosa “terakhir” untuknya.

Renungankan,
berikanlah kebaikan-kebaikan untuknya sampai keperistirahatan terakhir, agar dia tenang, damai, aman dan sentosa disana tanpa tambahan-tambahan dosa lagi. hantarkan dia dengan tenang, tertib dan damai, tanpa arogansi yang tidak jelas seperti itu.

hormati orang yang ada dimobil itu dengan sikap-sikap yang terpuji, karena insyaalloh orang yang meninggal itu memiliki sifat-sifat yang terpuji yang harus tetap dijunjung tinggi.

mari kita budayakan kebaikan, kebaikan untuk kita semua yang ada di sekitar kita. mari kita sebarkan bibit kedamaian dan ketentraman untuk kita semua yang ada di sekitar kita.

*sekedar celotehan pengingat penulis sendiri dan teman-teman semua

0 komentar: