Google.com

beberapa waktu lalu, ada perasaan miris melihat perilaku beberapa orang yang aku temui dibeberapa tempat. mungkin salah satu yang membuat miris adalah sebuah kejadian sewaktu aku sedang bepergian ke Plaza Semanggi beberapa waktu lalu. saat itu aku habis bertemu dengan beberapa teman kantor lama yang sudah lama ga bertemu. untuk menghemat pengeluaran ongkos, saat pulang dari sana dari pada naik taksi yang lumayan mahal (lumayan semanggi sampai tempat kosku di daerah kemanggisan bsa 25rbu-30rbu sekali jalan), aku lebih memilih menggunakan kendaraan massal yang biasa aku naiki yaitu busway (aku ga milih bus biasa karena aku ngrasa ga nyaman aja dengan bus tersebut).

saat itu aku naik busway dari shalter yang paling dekat dengan pelangi (plaza semanggi.red) yaitu shelter Bendungan hilir. seperti biasa kalau mau ke arah rumahku (bisa lebih disebut kosan) aku harus transit dulu di shelter harmoni yang menjadi sentral transit untuk ke beberapa jurusan. tanpa babibu...setelah bayar tiket aku menunggu busway tersebut, dan naek ke arah harmoni. setelah sampai di shelter harmoni, aku cari antrian yang tujuan shelter terminal lebak bulus yang melewati shelter taman anggrek tempat aku turun. karena kalau hari sabtu minggu ini yang tujuannya kesana bisa langsung naek lewat shelter harmoni itu. seperti biasa, untuk antrian jurusan itu penuh dengan antrian calon penumpang.

saat itu menang cuaca sedang lumayan panas dengan dibarengi dengan kipas angin yang disediakan oleh operator busway di pas antrianku itu mati sehingga panasnya lumayan menguras keringatku, sehingga aku harus beberapa kali menyeka keringat dan mengipas-kipaskan buku untuk mengurangi panas dan keringat. tapi ternyata keadaan bukannya semakin dingin malah semakin panas dengan lamanya bus yang kami tunggu itu. yah...aku maklum dengan kondisi itu karena memang bus untuk trayek jurusan lebak bulus itu memang agak jarang dan harus merelakan beberapa waktu untuk menunggunya.
ternyata ada seorang penumpang yang sepertinya tidak tahan dengan kondisi tersebut. orangnya cukup tinggi sehingga aku bisa melihatnya dari tempat posisiku berdiri, dia mengenakan gamis putih panjang sampai mata kaki, dengan kopyah putih seperti kopyah haji gitu dah, dengan jenggot lumayan panjang terawat. dia tidak sendirian, dia bersama istrinya yang berkerudung lumayan besar dengan dua anak yang masih kecil, sepertinya umurnya berkisar 3-4 tahun.
"hoiii...gimana si ini kenapa busnya ga dateng-dateng!" teriaknya ke petugas yang sedang berjaga disana.
saat itu ada seorang pegawai operator yang sedang ada disana dengan HT ditangannya mencoba memberikan penjelasan kenapa bus tersebut lama. tak terdengar apa yang disampaikan oleh pegawai itu tapi ternyata penjelasan yang diberikan oleh pegawai itu tidak dapat diterima oleh bapak tersebut, bapak itu mendebat penjelasan orang tersebut. mungkin bapak itu sudah terbakar emosi dengan panasnya udara saat itu dengan mungkin anaknya yang terus gelisah dan menangis.
perkataan demi perkataan yang tidak terpuji sempat mengucur dari mulut bapak itu berkali-kali (sungguh mengecewakan dan miris mendengarnya). tapi perkataan tersebut disikapi dingin oleh pegawai tersebut dengan senyum dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan dari pegawai tersebut.
tak lama kemudian, bus yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga...(kaya judul reality show komedi hehehehe....), segeralah antrian tersebut dorong dorongan untuk masuk ke bus tersebut. alhamdulillah aku ikut terangkut dalam bus tersebut meski harus berdiri dan berdesakan dengan penumpang lain. tak terkecuali bapak-bapak tersebut. tapi yang aku syukuri, istri dan anak-anak bapak tersebut dapat tempat duduk.
meskipun di bus tersebut sudah dingin dengan AC yang terpasang di bus tersebut, tidak membuat hati dan emosi bapak itu surut. tak sungkan-sungkan bapak itu teriak-teriak memaki-maki petugas yang di shelter tersebut, lagi-lagi dengan perkataan yang sungguh tidak terpuji. dan finalnya saat bus sudah mulai berjalan, tanpa sungkan-sungkan bapak itu mengacungkan JARI TENGAH! astaugfirulloh.........

miris aku melihatnya...ku coba ku lihat dia dari ujung kaki sampai ujung kepala, kemudian melihat istri dan anak-anaknya. ya alloh...dalam hatiku bergejolak dan miris. seperti itukah islam mengajarkan cara bersikap yang baik? tidak! apakah tidak diajarkan dalam diri kita rasa ikhlas dan sabar?? diajarkan dunk!
mungkin aku sedikit maklum jika yang melakukannya itu aku atau orang yang berpakaian bebas yang mungkin secara kasat mata tidak ter-image keislamannya. tapi yang aku sesalkan adalah bahwa orang yang melakukannya itu adalah orang yang bergamis sampai mata kaki, mempunyai jenggot yang panjang, dan memakai kopyah putih seperti haji dengan istri yang berbalut jilbab besar.
mungkin aku masih sangat kurang pemahaman islamnya dibandingkan orang tersebut, secara dya berpakaian seperti itu. tapi insyaalloh aku tau mana yang harus dilakukan untuk menjaga martabat islam di mata orang lain. bukan sikap yang arogan, emosional dan sebagainya yang harus ditunjukkan, tapi sikap sabar, ikhlas, ramah, rendah hati dan menurunkan suara.
islam mengajarkan kita untuk bersikap ikhlas dan sabar disetiap kesempatan dalam hidup ini. setidaknya kalau belum bisa bersikap ikhlas dan sabar, lakukanlah dalam hati saja. jangan kita mengumbar hawa nafsu dan emosional tersebut ke khalayak ramai. alih-alih orang respek terhadap kita, tapi malah orang-orang menjadi illfill melihat kelakuan kita. dari situ image islam menjadi diujung tanduk dan menjadi tercemar karena beberapa oknum yang berpenampilan islam tetapi berkelakuan tidak islami. kalo kata orang sekarang malu tu ma
semoga ini bisa menjadi pembelajaran buatku dan teman-teman semua bagaimana seharusnya bersikap secara islami, dan menerapkan setiap nilai-nilai islam dalam diri kita, keluarga kita, masyarakat kita dan pergaulan kita. kalau bukan kita yang menjaga keindahan islam siapa lagi??? semoga bermanfaat. wallohualam.

Note:
maaf buat orang yang aku ceritakan dicerita ini, bukan bermaksud menggunjingkan aib orang tetapi semata-mata untuk menyadarkan dan memberi sedikit pelajaran untuk kita semua demi keindahan Islam. mohon maaf sebesar-besarnya...

1 komentar:

Usup Supriyadi mengatakan...

aku juga sering dapati hal tersebut, mungkin itu efek dari sekadar ber-Islam Simbol. Memang tidak salah dan malah bagus berittiba sebagai mana Rasul, tapi, justru itu mencoreng dirinya sendiri. kering akan spiritualitas menurutku.

semoga Allah menjauhkan kita dari perangai-perangai buruk. Amin