by pungQreative

Salam Pena, sungguh tega...itulah yang terfikir pertama kali dibenakku membaca berita bahwa pedagang-pedagang asongan di stasiun purwokerto sudah tidak dapat menjajakan dagangannya lagi didalam stasiun.  aku masih maklum dan setuju jika sebelumnya pedagang-pedagang ini tidak diperbolehkan menjual  ato menjajakan dagangannya diatas/didalam kereta.   

tapi tidak untuk yang kali ini, sebagian besar dari mereka adalah masyarakat tingkat mengengah kebawah...ato mungkin bawah sekali. mungkin hanya itu cara mereka untuk dapat menyambung hidup dan mencari rizky yang halal untuk menghidupi keluarganya.  

tapi apa daya, PT KAI (mungkin) hanya melihat dari satu sisi, sisi kebersihan, sisi kenyamanan dan profit oriented saja...tanpa melihat sisi yang lain, sisi kemanusiaan, pemberdayaan ekonomi lemah, atau yang lainnya. miris rasanyaaaa... 

aku pernah mengenang saat berinteraksi dengan salah satu dari pedagang itu... 

----------------------------------------------------------------------------------------- 

suatu ketika distasiun Purwokerto...  

kulihat seorang nenek tua renta tengah menjajakan barang dagangannya diantara riuhan penumpang kereta api... dengan terhuyun huyun menghampiri setiap orang untuk menguji keberuntungan agar dagangannya dibeli oleh salah satu dari mereka, tapi apa daya, dagangan yang beliau jual adalah makanan kecil yang (mungkin) remeh dan tak menarik. yaa...memang dia hanya jualan klanting (makanan Khas purwokerto). beliau terus berjalan satu orang ke orang lainnya dan sampailah beliau ditempat aku duduk... 

Nenek : "dik, klanting dik..." 

sesaat aku pandangi wajah beliau, wajah yang letih, wajah berkerut kerut, pakaian yang seadanya, peluh dibadannya aku rasa beliau sudah terlalu letih untuk terus menjajakan dagangannya. 

aku : "berapaan nek?" 
Nenek : " sepuluh ribu tiga dik, enak kok dik..." (sambil mengeluarkan 3 bungkus kecil klanting aneka rasa)

aku lihat lihat makanannya, memang se makanan itu kurang menarik...sempat aku berfikir untuk apa juga makanan begini, pasti nanti ga mungkin aku makan juga... aku lihat lagi wajah beliau, terlukis binar binar pengharapan...(mungkin seperti itulah yang aku rasakan) 

ternyata hatiku berkata lain, hatiku berkata  

"apalah arti uang 10 ribu itu buatmu jika uangmu itu bisa menyambung hidup nenek tua renta ini... mungkin bagimu makanan itu remeh dan tak berguna tapi mungkin tidak buat nenek ini... belilah, jikalau tidak kamu makan pun nanti masih bisa kamu berikan ke orang lain, ke satpam kantor, atau siapa saja yang masih mau menerimanya dengan ikhlas...siapa tau 2 pahala mengalir untukmu, yaitu memberi penghidupan untuk orang lain dan juga bersedekah dengan memberi orang lain makanan." 

setelah ku timbang-timbang lagi, aku memutuskan untuk membelinya 

Aku : "ya nek, aku beli 10 ribu..." 
Nenek : "Alhamdulillaaahhh...makasih dik...mau yang rasa apa dik?" (sambil mengeluarkan beberapa bungkus klanting dengan rasa yang berbeda) 

Raut mukanya seketika berubah...getar semangatnya kembali membuncah...keceriaan atas pengharapan yang terkabul sangat sangat kentara diwajahnya. 

Aku : "yang biasa dua dan pedas satu aja nek..." (sambil aku ambil selembar uang sepuluh ribuan dari dalam sakuku dan ku berikan kepadanya...) 
Nenek : "ini dek... makasih banyak dikkk..." 
aku : "sama-sama nek..." 

ku masukkan makanan itu kedalam tasku sambil bergegas menuju kereta api yang beberapa menit yang lalu sudah datang. 

----------------------------------------------------------------------------------------------- 

sepenggal cerita yang sungguh membuatku meneteskan air mata, terkadang kita ga sadar bahwa sekecil apapun pengorbanan kita...bisa jadi itu adalah sangat  besar manfaatnya untuk orang lain. 
mungkin masih banyak nenek-nenek renta seperti itu didalam stasiun itu...bukalah hati nurani  kalian...bukalah mata dan perasaan kalian... 
ini bukan sekedar sebuah pelayanan penumpang, tetapi juga pelayanan orang kecil dan kemanusiaan.
siapa lagi yang bisa memberi keluarga mereka kehidupan kalau bukan pemerintah dan perusahaan negaranya.

----------------------------------------------------------------------------------------------- 

#True Story# hanya dialih bahasakan ke bahasa indonesia (karena percakapannya dalam bahasa jawa)

0 komentar: