beberapa waktu kemarin aku dapet sebuah artikel yang sangat menarik dari kiriman email seorang temen dikantor, email itu bercerita tentang alasan-alasan seorang wanita enggan atau lebih tepat belum mau mengenakan jilbab.
berbagai alasan sering sekali kita dengar dari para muslimah yang belum menggunakan jilbab, ada saja alasannya yang inilah, yang itulah mencari sebuah pembenaran atas sikap mereka untuk belum mau menggunakan jilbab, sehingga belum membuat para muslimah itu sadar bahwa berjilbab itu WAJIB hukumnya dalam islam.
sungguh sayang sekali.....
tetapi semua alasan dan pertanyaan itu sebenarnya pasti ada jawabannya.....disini aku ga mau menggurui, aku hanya mau share dengan sahabatku semuanya dari yang sudah aku baca sebelumnya. share ini aku sarikan dari pendapat DR. Huwaida Ismail (Wamaa Yamna’uka minal Hijaab?)semoga bisa menjawab keraguan para muslimah semuanya dan menjadikan sahabat-sahabat muslimah semua bisa meyakini bahwa berjilbab itu indah dan menyenangkan. satu lagi....untuk artikel seperti apakah berjilbab yang baik dan benar sesuai tuntunan islam akan aku post di postingan yang selanjutnya.
Jilbab tidak menarik.
Jawabnya:
seorang wanita muslimah harus sudi menerima kebenaran agama Islam, dan tidak mempermasalahkan senang atau tidak senang. Sebab rasa senangnya itu diukur dengan barometer hawa nafsu yang menguasai dirinya.
Takut durhaka kepada orang tuanya yang melarangnya berpakaian jilbab. Jawabnya adalah Rasulullah SAW telah mengatakan agar tidak mematuhi seorang makhluk dalam durhaka kepada-Nya.
Tidak bisa membeli pakaian yang banyak memerlukan kain.
Jawabannya:
orang yang mengatakan alasan seperti itu adalah karena (pertama) ia benar-benar sangat miskin sehingga tidak mampu membeli pakaian Islami. Atau (kedua) karena dia Cuma alasan saja, sebab ia lebih menyukai pakaian yang bugil sehingga tampak lekuk tubuhnya atau paha mulusnya bisa kelihatan orang.
Karena merasa gerah dan panas.
Jawabannya:
wanita muslimah di Arab yang udaranya lebih panas saja mampu mengenakan pakaian Islami, mengapa di negara lainnya tidak? Dan orang yang merasa gerah dan panas mengenakan pakaian Islami, mereka tidak menyadari tentang panasnya api neraka bagi orang yang membuka aurat. Syetan telah telah menggelincirkan, sehingga mereka terasa bebas dari panasnya dunia, tetapi mengantarkannya kepada panas api neraka.
Takut tidak istiqamah.
Jawabannya:
Mereka melihat contoh wanita muslimah yang kurang baik ‘Buat apa mengenakan jilbab sementara, Cuma pertama saja rajin, nanti juga dilepas’. Jawabannya adalah mereka mengambil sample (contoh) yang tidak cocok, bukan wanita yang ideal (yang istiqamah) menjalankannya. Ia mengatakan hanya untuk menyelamatkan dirinya. Dan ia tidak mau mengenakan jilbab karena takut tidak istiqamah. Kalau saja semua orang berfikir demikian, tentunya mereka akan meninggalkan agama secara keseluruhan. Orang tidak akan shalat sama sekali karena takut tidak istiqamah, begitu pula puasa dan ibadah lainnya.
Takut tidak laku kawin, jadi selama ia belum menikah, maka ia tidak mengenakan jilbab.
Jawabannya:
adalah ucapan itu sebenarnya tidak sebenarnya. Justru berakibat buruk pada dirinya sendiri. Sesungguhnya perkawinan adalah nikmat dari Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki. Sebagian besar orang audah meyakini bahwa jodoh di tangan Tuhan. Betapa banyak gadis yang berjlbab dan menutup aurat dalam berbusana tetapi lebih cepat mendapatkan jodoh dibandingkan mereka yang berpakaian seksi. Karena wanita yang menyukai pakaian seksi akan dijadikan permainan bagi laki-laki iseng. Gadis-gadis berpakaian seksi dipandang sebagai gadis murahan. Sesungguhnya suami-suami yang menyukai wanita-wanita yang berpakaian ‘berani’, setengah bugil atau beneran, membuka aurat dan bermaksiat kepada Allah adalah bukan tipe suami yang baik, yang shalih dan berjiwa besar. Ia tidak punya rasa cemburu sama sekali terhadap larangan-larangan Allah dan tidak dapat memberikan pertolongan kepada isterinya kelak. Jadi jika wanita yang menyukai pakaian seksi atau melepaskan jilbab dengan tujuan mendapatkan jodoh yang baik, maka hal itu sungguh merupakan suatu kebodohan.
Menampakkan anugerah tubuh yang indah atau ingin menghargai kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.
Jawabnya:
menghargai atau bersyukur itu dengan porsi yang benar. Bersyukur itu dengan mengahrgai perintah-Nya, yakni menjaga aurat, bukan dengan mengobralnya.
Belum mendapat hidayah, jilbab itu ibadah. Jika Allah memberi hidayah, pasti kami akan mengenakannya. Jawabnya, Allah menciptakan segala sesuatu itu ada sebab-sebabnya. Misalnya orang yang sakit jika ingin sembuh hendaknya menempuh sebab-sebab bagi kesembuhannya. Adapun sebab yang harus ditempuh adalah berikhtiar dan berobat. Sebab orang kenyang karena makan, dsb. Maka demikian pula orang yang ingin mendapatkan hidayah itu harus menempuh sebab-sebab datangnya hidayah yakni dengan mematuhi perintah-Nya mengenakan jilbab.
Belum waktunya.
Jawabnya:
Sebagian ada yang berkata bahwa mengenakan jilbab itu harus tepat waktunya, misalnya karena masih anak-anak atau masih remaja. Ada yang akan mengenakannya jika sudah tua. Atau jika sudah menunaikan ibadah haji. Jawabnya adalah alasan mengulur-ulur waktu itu hanyalah sebagai sekedar dalil pembenaran saja. Itu sama artinya dengan orang yang menunda-nunda shalat, menunggu sampai ia berusia tua. Apakah kita tahu kapan kita akan meninggal dunia? Sedangkan mati itu tidak mengenal usia, tua maupun muda.
Tidak mau dianggap sebagai orang yang mengikuti golongan tertentu.
Jawabannya:
bahwa anggapan ini karena dangkalnya pemahaman terhadap Islam atau karena dibuat-buat untuk menutupi diri agar tidak dituduh melanggar syari’at. Sesungguhnya di dalam Islam itu hanya ada dua golongan, yaitu golongan Hizbullah, golongan yang senantiasa menaati perintah Allah dan golongan Hizbus Syaithan, yakni golongan yang melanggar perintah Allah.
wallohua'lam...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Tergantung niatnya aja... Setelah dijalani Insya Allah tambah mantap hatinya..
Waktu pertama memutuskan berjilbab waktu itu belum ada persiapan.. cuma ada kemeja gede ma jilbab ibu ajah ^^
ya semuanya tergantung niat dan kesungguhan... insyaalloh dengan niat yang baik dan kesungguhan yang datang dari hati untuk bisa sejalan perintah agama pasti bisa....tetap istiqomah ya ukhti....^^
Posting Komentar